Perjalanan Iman C.S Lewis
Hanya karena anugerah-Nya saya diberikan kesempatan untuk hidup bahkan dilayakkan untuk menjadi rekan sekerja-Nya, dan diberikan kesempatan untuk menciptakan sebuah blog "Only By His GRACE." Anugerah yg sudah saya terima kiranya dapat menjadi lilin yang menerangi gelapnya dunia saat ini sehingga anugerah itu tidak hanya dapat dirasakan oleh diriku sendiri tetapi oleh kalian semua yang melihat dan membaca blog ini. GBU!
Senin, 26 Desember 2011
"Life Without Limits"
Jika kau termasuk di antara sekian banyak orang yang berjuang setiap hari, ingatlah selalu bahwa di luar perjuanganku sendiri telah menanti sebuah tujuan bagi kehidupanku. Tujuan itu terbukti amat, sangat, jauh lebih besar daripada yang pernah kubayangkan.
Nick Vujicic terlahir tanpa lengan dan tungkai, tapi berhasil menakluk dunia setelah ia dengan imannya di dalam Tuhan terlebih dahulu menakluki dirinya. Kisah inspiratifnya tertuang di dalam buku Life Without Limits yang menceritakan cacat fisik dan pertempuran emosi yang dialaminya dalam mengatasi keadaannya semasa kecil, remaja dan menjelang dewasa muda. Berikut adalah cuplikan dari Pengantar bukunya.
Namaku Nick Vujicic. Aku terlahir tanpa lengan dan tungakai, tetapi aku tak terbatas dengan keterbatasanku. Aku berkeliling dunia untuk memberikan semangat kepada jutaan orang supaya mereka menaklukkan penderitaan dengan keyakinan, harapan, dan keberanian sehingga mereka dapat mengejar impian-impian mereka.
Dalam buku ini, aku akan membagi pengalaman-pengalamanku dalam menghadapi penderitaan dan berbagai rintangan. Memang, beberapa di antaranya adalah kasus unik terkait kondisiku, tetapi kebanyakan merupakan hal yang umum bagi kita semua. Sasaranku adalah agar kau berani mengalahkan tantangan dan kesulitanmu sendiri sehingga dapat menemukan tujuan dan jalanmu untuk meraih kehidupan yang betul-betul luar biasa.
Kita sering merasakan kehidupan tidak adil. Kesulitan dan penderitaan memang dapat memunculkan kebimbangan dan keputusasaan. Aku sendiri sangat memahami hal itu. Tetapi Alkitab mengatakan, “Apa pun cobaan yang kalian hadapi, terimalah dengan sukacita.” Selama bertahun-tahun, aku berupaya keras belajar mengenal hal itu, dan akhirnya, aku bisa melakukannya. Dari semua pengalamanku, aku dapat membantumu melihat bahwa sebagian besar kesulitan yang kita hadapi menawarkan kesempatan bagi kita untuk menggali siapa sejatinya diri kita dan kontribusi macam apa yang dapat kita berikan kepada sesama kita. Kedua orangtuaku adalah orang Kristen yang taat, tetapi setelah aku terlahir tanpa lengan serta tungkai, mereka pun jadi mempertanyakan apa maksud Tuhan menciptakan aku seperti itu. Awalnya mereka beranggapan orang seperti aku tidak akan memiliki harapan dan masa depan, bahwa aku tidak akan pernah memiliki kehidupan yang normal dan produktif.
Namun, sekarang kehidupanku jauh melampuai apa yang bisa kami bayangkan. Setiap hari aku menerima telepon, e-mail, SMS, pesan Twitter dari orang-orang yang tak kukenal. Di bandara, hotel, dan restoran, mereka menghampiriku untuk memelukku dan mengatakan bahwa aku telah menyentuh kehidupan mereka melalui berbagai hal. Aku sangat bersyukur. Aku merasakan kebahagiaan yang benar-benar luar biasa. Aku dan keluargaku sama sekali tidak mengira bahwa keterbatasanku – “deritaku” – juga bisa menjadi berkat, yang memberiku banyak peluang istimewa untuk mengulurkan tangan kepada orang lain, berempati terhadap mereka, memahami penderitaan mereka, dan menawarkan penghiburan bagi mereka. Jelas, aku menghadapi banyak cobaan berat, tetapi aku juga dikaruniai sebuah keluarga yang penuh cinta, yang memiliki pemikiran cemerlang serta iman yang kuat dan tak tergoyahkan. Aku terterus terang bahwa aku baru benar-benar menemukan iman dan rasa memiliki tujuan (sense of purpose) setelah mengalami beberapa pengalaman yang sangat mengerikan.
Begini, ketika aku memasuki masa remaja yang begitu sulit, masa ketika kita semua kebingungan mencari jati diri, aku patang arang karena kondisiku, aku merasa tidak akan pernah bisa “normal”. Tak mungkin bisa dipungkiri bahwa pada kenyataannya tubuhku tidak sama seperti teman-teman sekelasku. Meskipun aku berulang kali mencoba berbagai aktivitas “normal” seperti berenang dan ber-skateboard, aku malah menjadi semakin menyadari bahwa memang akan selalu ada hal-hal yang tidak bisa kulakukan.
Lebih buruk lagi, ada beberapa anak yang dengan kejam mengolok-olokku dengan sebutan “anak aneh” dan “alien”. Tentu saja, aku sepenuhnya manusia dan ingin menjadi bisa seperti orang-orang lainnya, tetapi kelihatannya kecil harapanku untuk mewujudkannya. Aku ingin diterima, tetapi rasanya aku tidak diterima. Aku ingin mendapat tempat dalam pergaulan, tetapi kelihatannya aku tidak mendapatkannya. Aku terbentur sebuah dinding.
Aku sakit hati. Aku mengalami depresi, tenggelam dalam pikiran-pikiran negatif, dan tidak merasa ada gunanya aku hidup. Aku kesepian meski berada di tengah-tengah keluarga dan banyak teman. Aku takut hanya akan terus menjadi beban bagi mereka yang aku cintai.
Namun, aku salah, salah besar. Segala sesuatu yang tidak aku sadari di masa-masa suram tersebut dapat dijadikan sebuah buku: ya buku yang sedang kau pegang ini. Dalam halaman-halaman buku ini, aku akan berbagi denganmu beberapa metode untuk menemukan harapan di tengah gelombang ujian-ujian yang berat dan cobaan-cobaan yang meremukkan hati. Aku akan menerangi jalan bagimu untuk menyeberangi penderitaan sehigga kau akan menjadi lebih kuat, lebih tegar, dan lebih berdaya untuk mengejar kehidupan yang kau inginkan, dan bahkan mungkin mendapatkan kehidupan yang jauh melebihi apa yang bisa kau bayangkan.
Jika kau memiliki keinginan dan hasrat untuk melakukan sesuatu, dan hal itu sejalan dengan kehendak Tuhan, kau pasti akan berhasil.
Pernyataan yang sangat dahsyat. Jujur saja, aku tidak selalu memercayai pernyataan itu. Kalau kau sudah melihat salah satu kesaksianku yang diunggah ke internet, kebahagiaan diriku yang terpancar dalam video-video tersebut merupakan hasil dari perjalanan yang kutempuh. Pada mulanya, tidak semua yang kubutuhkan ada pada diriku dan aku harus membentuk beberapa atribut penting selama perjalanan itu.
Untuk hidup tanpa batas, ternyata aku membutuhkan:
Rasa memiliki tujuan yang kuat
Harapan yang begitu kuat sehingga tidak akan luntur
Iman kepada Tuhan dan peluang yang tak terbatas
Rasa cinta dan penerimaan diri sendiri
Sikap yang berkualitas
Jiwa yang berani
Kemauan untuk berubah
Hati penuh keyakinan
Hasrat untuk mendapat peluang
Kemampuan mengukur resiko dan menertawakan kehidupan
Misi yang mengutamakan pelayanan bagi sesama
Setiap bab dalam buku ini dimaksudkan untuk menjelaskan masing-masing atribut tersebut sehingga kau pun dapat menggunakan dalam perjalananmu mencapai kehidupan yang memuaskan dan berarti. Aku membagi hal itu kepadamu karena aku meneruskan kasih Tuhan kepadamu. Aku ingin kau menggapai segala kebahagiaan dan kepuasan yang disediakan Tuhan bagimu.
Jika kau termasuk di antara sekian banyak orang yang berjuang setiap hari, ingatlah selalu bahwa di luar perjuangan kita sendiri telah menanti sebuah tujuan bagi kehidupan kita. Tujuan itu terbukti amat, sangat, jauh lebih besar daripada yang pernah kita bayangkan.
Kau mungkin akan terbentur banyak kesulitan. Kau mungkin akan jatuh dan merasa tak ada lagi kekuatan dalam dirimu untuk bangkit kembali. Aku tahu bagaimana rasanya, Teman. Kita semua merasakannya. Kehidupan tidak selamanya mudah, tetapi ingatlah bahwa kita memiliki “Pengharapan dan kekuatan” untuk menaklukkan cobaan, kita menjadi lebih kuat dan lebih bisa mensyukuri kesempatan-kesempatan kita. Yang terpenting adalah kehidupan-kehidupan yang kau sentuh selama perjalananmu dan caramu menyelesaikan perjalanan itu.
Aku mencintai kehidupanku sebagaimana aku mencintai kehidupanmu. Bersama-sama, peluang kita sungguh luar biasa. Jadi, bagaimana? Tidakkah lebih baik kita coba saja, Kawan?
(Buku Life Without Limits diterbitkan dalam bahasa Indonesia oleh Gramedia Pustaka dan tersedia di toko-toko buku Gramedia)
1 Timotius 4:10
"Itulah sebabnya kita berjerih payah dan berjuang, karena kita menaruh pengharapan kita kepada Allah yang hidup, Juruselamat semua manusia, terutama mereka yang percaya."
2 Tesalonika 2:16
"Dan Ia, Tuhan kita Yesus Kristus, dan Allah, Bapa kita, yang dalam kasih karunia-Nya telah mengasihi kita dan yang telah menganugerahkan penghiburan abadi dan pengharapan baik kepada kita..."
Roma 12:12 "Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa!"
Ibrani 6:19-20 "Pengharapan itu adalah sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita, yang telah dilabuhkan sampai ke belakang tabir..."
Ibrani 4:16 "Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya."
Mazmur 124:8 "Pertolongan kita adalah dalam nama TUHAN, yang menjadikan langit dan bumi."
Jumat, 23 Desember 2011
Cemburu = Tanda Cinta?
1Kor 13:4-7
"Kasih itu sabar; kasih itu baik hati; ia tidak cemburu" (1Kor 13:4)
Cemburu adalah perasaan marah atau pahit yang muncul ketika ada orang yang kita anggap akan merebut kekasih kita. Banyak orang mengatakan, cemburu adalah tanda cinta. Bukankah orang menjadi cemburu karena merasa sangat memiliki dan tidak rela kehilangan kekasihnya?
Sebenarnya cemburu tidak selalu identik dengan tanda cinta. Alkitab menyatakan "kasih … tidak cemburu" (1Kor 13:4). Kadang kala sikap cemburu justru menunjukkan kurangnya kasih sejati. Mengapa demikian? Sebab rasa cemburu bisa muncul dari sikap egois. Kita memperlakukan kekasih seperti barang milik kita. Tanpa sadar, kita berusaha "mencetaknya" menjadi seperti yang kita inginkan. Ia tidak diberi ruang untuk bebas bergerak. Kita mencurigai segala hubungannya dengan orang lain. Kita tidak suka melihatnya bercanda dan tertawa bersama orang lain. Kita merampas sukacita hidupnya!
Rasa cemburu kerap kali muncul dalam relasi suami istri, mertua menantu, pemuda pemudi yang sedang berpacaran, bahkan dalam persahabatan. Tidak jarang, hal ini bukannya membuat hubungan semakin harmonis, malah merusak dan menjauhkan kita dari sang kekasih.
Bagaimana cara menghilangkan rasa cemburu? 1 Kor 13:7 mengatakan, "Kasih … percaya segala sesuatu." Kasih percaya akan kesetiaan orang lain. Kasih belajar melihat apa yang terbaik dalam diri sang kekasih, sehingga kita pun berhenti berprasangka buruk. Jika kita memiliki kasih yang percaya, kecemburuan akan lenyap!
KASIH TAK MENJADI LEBIH KUAT KARENA CEMBURU
KASIH DIPERKUAT OLEH SIKAP LEBIH PERCAYA
Label:
Desember 2011
Lokasi:
Surakarta, Indonesia
Hidup Dalam Ilusi
“Kamu menyangka, "Setiap orang yang berbuat jahat adalah baik di mata Tuhan" (TB: Mal 2:17)
Ilusi didefinisikan sebagai "persepsi yang salah terhadap kenyataan." Para pesulap mengandalkannya untuk mengelabui penonton. Namun, ada beberapa ilusi yang dapat berakibat fatal. Jika saya mengejar fatamorgana yang terlihat seperti air di padang gurun, saya bisa mati kehausan.
Ilusi yang paling berbahaya adalah ilusi rohani. Pada zaman Maleakhi, para pria tidak lagi menganggap serius janji pernikahan dan menceraikan istri mereka tanpa alasan yang adil. Mereka menyangka bahwa, "Setiap orang yang berbuat jahat adalah baik di mata Tuhan; kepada orang-orang yang demikianlah Ia berkenan" (Mal 2:17). Mereka tidak mengikuti cara pandang Allah.
Kita semua cenderung menipu diri sendiri. Karena terselubung oleh dosa, kita tidak mampu membedakan antara benar dan salah. "Betapa liciknya hati, lebih licik daripada segala sesuatu, … siapakah yang dapat mengetahuinya?" (Yer 17:9).
Hidup dalam ilusi seperti itu harus diganti dengan hidup dalam kenyataan. Dan hal ini mungkin akan dapat terwujud setelah kita berhasil melewati saat-saat yang sulit. Kesengsaraan dan luka menjadi jalan untuk menyingkirkan kepalsuan hidup kita, sehingga kita dapat mengisi kekosongan hidup kita dengan kebenaran.
Jika kita mengandalkan Roh Allah untuk membantu kita mempelajari dan menaati ajaran-ajaran Alkitab, ilusi akan digantikan oleh kebenaran kasih Allah dan pengampunan dalam Kristus. Hanya kebenaran inilah yang sanggup memuaskan kerinduan hati kita yang terdalam dan menuntun kita pada hasrat untuk menjadi serupa dengan Dia. Amin.
Label:
Desember 2011
Lokasi:
Surakarta, Indonesia
Pencarian “CINTA” seorang wanita…
CINTA itu BUTA,
Kenyataannya banyak yang rela berkorban demi CINTA
CINTA itu bisa dibeli dengan UANG,
Kenyataannya banyak yang menghalalkan cinta demi uang
Kenyataannya banyak yang menghalalkan cinta demi uang
CINTA mudah diUCAPkan,
Namun maknanya hanya basa basi
Namun maknanya hanya basa basi
Apakah itu semua tentang CINTA…?
Kehadiran CINTA di harapkan setiap manusia
NAMUN…
dimanakah CINTA…
SAAT...
Aku di tinggalkan sendirian oleh orang-orang yang aku cintai…
Aku mengalami kegagalan hingga membuatku putus asa…
Aku berduka saat kehilangan menerpa diriku…
Adakah cinta sejati menghampiri hidupku…?
Tentang CINTA…
Ia mengunggapkannya kepadaku… hari ini…
Tentang CINTA untukku… dari seseorang yang mencintaiku
Tentang CINTA untukku… dari seseorang yang mencintaiku
Saat dimana aku tidak berdaya oleh dosa
Ia mengatakan… Aku mencintaimu dan tidak akan membiarkanmu binasa dalam dosa
Saat dimana aku ketakutan mengalami kematian
Ia memberikan CINTA-Nya supaya aku memiliki kepastian hidup yang kekal
Saat dimana tidak jelas arah hidupku, Ia merelakan diri-Nya
Berkorban untuk menjalankan tujuan mulia Allah agar aku memiliki kepastian arah hidup
Saat dimana aku tidak mengerti betapa berharganya diriku…
Ia hadir dengan CINTA-Nya supaya aku menyadari bahwa “aku dicintai karena aku begitu berharga bagi Allah
Saat dimana aku berpikir tidak ada yang sanggup menolongku pada kemurkaan Allah
Ia datang dengan CINTA-Nya untuk menggantikanku supaya aku terbebas dari belenggu hukuman atas maut
Saat dimana aku mencari kedamaian dalam hidupku, Ia sanggup memberikan CINTA-Nya supaya aku tau bahwa melalui CINTA-Nya aku menemukan sumber kedamaian dalam hidupku
Dan saat aku mencari kepastian jalan hiudpku, CINTA-Nya terwujud hanya melalui cucuran darah-Nya bahkan Ia membiarkan diri-Nya mati di salib hanya demi keselamatanku semata
1 Petrus 2:24
“Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran.”
Inilah tentang CINTA yang diungkapkan bagiku… tentang CINTA-Nya kepadaku “anak yang dikasihi-Nya”
Kini aku menyadari bahwa telah kutemukan pribadi yang mencintaiku dengan CINTA SEJATI (agape)
Dan kini… aku dapat merasakan kenikmatan, kepuasan dan kebahagiaan dalam CINTA yang selama ini aku cari.
Soli Deo Gloria!
Langganan:
Postingan (Atom)